Your Ad Here

Selasa, 07 Oktober 2008

.:: more talk, more write!

================================Alkisah================================
Setelah Blogging beberapa lama, aku mendapatkan soul ketika ngebaca sebuah hasil tulisan karya MT | mataharitomoer. Ok deh langsung aja ngebaca tulisannya, more talk, more write lah!

Untuk apa aku menulis? Ini kurasakan saat hening malam di hutan Cihideung. Ada orang yang menulis karena sekedar mengekspresikan perasaan dan pemikiran, ada pula yang menuils untuk menyatakan ide/gagasan. Namun ada juga yang menulis untuk uang.

Menulis untuk mendapatkan uang? Bagiku hal itu -terutama malam ini- hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah tenar, punya nama. Dengan modal popularitas, tulisan sekedar muntahan pun bisa laku dijual. Penerbit umumnya menjadikan popularitas penulis sebagai salah satu pertimbangan utama dalam menerbitkan buku. Bagaimana dengan penulis yang tak populer, maksudku penulis pemula? Jangan berharap lebih kepada penerbit. Bagi penulis pemula, aku menyarankan agar mempublish tulisannya melalui blog, milis, atau portal yang terbuka bagi siapa saja.

Para blogger (orang yang menulis di web blog) biasanya menulis bukan karena uang. Mereka melakukannya karena butuh media untuk menyalurkan pemikiran/perasaannya tentang segala hal. Portal cerita seperti sarikata.com juga bisa dijadikan sebagai media publikasi untuk siapa saja yang bahkan baru pertama kali menulis. Publikasi tulisan pertamaku di internet adalah di situs cerita buatan mas Yudhi ini, baru kemudian menclok-menclok mulai dari blogspot, ebloggy, blog-blogan lainnya, hingga terakhir nyangkut di journalhome.com. Kenapa nyangkut di Journalhome? Capek lagi menclak-menclok …

Memang tak bisa kunafikan, keinginan agar tulisan kita bisa dibukukan merupakan impian. Tapi ini membutuhkan "keberuntungan". Selain itu, faktor relasi dengan orang-orang yang punya akses bagus ke penerbit juga sangat menentukan. Tapi semuanya kembali kepada penerbit yang hanya mau mencetak buku yang layak jual karena kalau tak laku di pasaran, berarti penerbit telah kehilangan modal.

Untuk memulai, langsung saja buat tulisan. Apa yang ada di sekitar kita pasti bisa kita deskripsikan dalam bentuk tulisan. Kegelisahan intelektual kita juga dapat kita tuliskan baik dalam bentuk esai, prosa, puisi, maupun opini. Kirim tulisan-tulisan kamu ke redaksi koran atau majalah sampai mereka bosan menerimanya atau kamu kapok untuk mengirimkannya. Tapi yang paling gampang dari semua cara adalah ya, BLOGGING. Dengan nge-blog kita akan punya ruang sendiri, bebas, dan tak diatur oleh kebijakan redaksi. Tapi yang harus dimengerti, nulis di blog itu lebih bersifat ekspresi ketimbang cari duit.

0 komentar: